Semenjak masih di bangku sekolah dulu, saya sangat senang melakukan perjalanan, baik bersama keluarga maupun teman, mengunjungi berbagai tempat dan daerah sambil mencicipi makanan lokal. Meskipun fasilitas dan sarana transportasi, komunikasi, informasi dan penginapan saat itu masih sangat terbatas, hal ini tidak mengurangi keinginan saya untuk melakukan perjalanan wisata dalam rangka mengisi liburan. Masih teringat dan menjadi kenangan yang sangat berkesan saat melakukan perjalanan jauh pertama bersama 5 orang teman, saat itu, sekitar tahun 1978, kita masih kelas 1 SMP dan kebetulan ada seorang teman yang berasal dari Bali, jadi waktu liburan panjang kita ber 5 pergi ke Bali dengan menumpang truk, dari Jakarta ke Surabaya kemudian disambung lagi dari Surabaya ke Denpasar, Bali.
Sampai akhir tahun 1990an, melakukan perjalanan jauh yang harus menggunakan pesawat terbang masih cukup sulit dan terbatas, kita harus booking tiket pesawat ataupun hotel melalui Biro Perjalanan Wisata (Travel Agent), selain pesawat terbang, pilihan lainnya adalah kapal laut, tetapi waktu tempuhnya jauh lebih lama.
Pada tahun 1990, menjelang akhir masa kuliah dan sambil bekerja sebagai Auditor, perjalanan terjauh yang sangat berkesan adalah saat melakukan perjalanan dinas bersama atasan (Audit Manager) saya ke kota Benjina, Kepulauan Aru, Maluku. Dari Jakarta kita menuju Ambon dengan pesawat Garuda, kemudian setelah menginap semalam di Ambon, lanjut dari Ambon menggunakan kapal laut, KM. Surya (berangkat setiap hari Minggu) menuju Kota Dobo, Perjalanan laut Ambon – Dobo ditempuh dalam 4 hari 3 malam, dengan transit di Bandaneira (hari Senin), Tual (hari Selasa) dan tiba di Dobo pada hari Rabu pagi dan selanjutnya disambung dengan speedboat selama sekitar 1 jam perjalanan untuk sampai di Benjina (Ibukota kecamatan Aru Tengah, Maluku).
Sampai akhir tahun 1992, dimana saya berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi, saya merasa sangat beruntung sekali karena boleh dibilang telah mengunjungi sebagian besar kota-kota di Indonesia, mulai dari Aceh di Sumatera sampai Biak di Irian Jaya. Cuma sayangnya teknologi foto saat itu belum semaju sekarang (masih menggunakan film yang harus dicetak) dengan biayanya yang cukup mahal, sehingga dokumentasi perjalanan dalam bentuk foto-foto boleh dibilang hampir tidak ada. Yang tersisa hanya kenangan perjalanan-perjalanan tersebut yang tidak akan pernah terlupakan.
Tahun 1993-2001, bekerja pada beberapa perusahaan nasional yang berkantor pusat di Jakarta, selama periode ini, meskipun sibuk meraih impian dalam karier, tetap memiliki waktu luang mengisi liburan dengan pergi ke berbagai daerah baik di dalam maupun luar negeri.
Pada pertengahan tahun 2001, pindah kerja untuk terakhir kalinya ke perusahaan multi nasional yang berkantor pusat di Hong Kong. Selama sekitar 5 tahun bekerja di perusahaan ini, sering melakukan perjalanan dinas, baik di dalam maupun luar negeri, yang tentunya dapat dimanfaatkan untuk sekalian jalan-jalan di sela-sela waktu kerja.